Kamis, 15 Oktober 2015

SYARAT-SYARAT MENJADI MURID KRISTUS

Selidiki : Markus 8:31-38


Pembicaraan ini adalah kelanjutan dari pembicaraan tentang siapakah Yesus di Kaisarea Filipi (ay. 27-30). Secara jelas para murid terutama Petrus telah mengakui bahwa Yesus adalah Mesias. Arti Mesias itu sendiri adalah yang diurapi. Dalam konteks ini, Yesus sebagai yang diurapi HARUS [artinya patut; wajib; mesti (KBBI)] menanggung banyak penderitaan dan ditolak, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari (ay. 31).

Nubuat Yesus tentang diri-Nya tidak berakhir dalam kegagalan karena Dia hidup bukan untuk kesenangan pribadi tapi untuk kesenangan Allah, sehingga tolak ukur keberhasilan adalah ketika Dia telah dapat melaksanakan apa yang Allah inginkan. Dan Yesus paham sekali kehedak Allah yang ditaruh di dalam diri-Nya. Mati di kayu salib bukanlah kegagalan dari misi-Nya karena Kristus bukanlah pihak yang ditaklukan melainkan seorang pemenang.

Namun, hal ini belum selaras dengan konsep para murid mengenai Mesias (ay.32). Pandangan masyarakat di zaman itu, Mesias datang dari raja duniawi dengan kemegahannya menyelamatkan bangsa Israel dari segala perbudakan dan ketidakadilan. Ketika para murid melihat Yesus, mereka percaya bahwa Yesus-lah Mesias walaupun keadaan Yesus rendah dan miskin. Sebagai Guru, Ia dapat mengajar (dan membuat yang mendengarkan merasa takjub Mat 13:54) bahkan membuat mukjizat. Hal-hal tersebut membuat para murid percaya bahwa Yesus adalah Mesias walau dalam keadaan rendah dan miskin. Mereka percaya bahwa Yesus akan segera tampil dalam kebesaran, keagungan untuk memulihkan Kerajaan Israel (re : penyelamatan secara politis).

Bila dilihat dari sikap Petrus yang langsung menarik Yesus dan berkata "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu!" (Mat 16:22) dapat ditafsirkan bahwa sesungguhnya Petrus begitu mengasihi Yesus hanya saja dia belum siap untuk menanggung konsekuensi yang sama dengan Yesus. Petrus tidak tahu bahwa Kapten Keselamatan kita harus disempurnakan melalui penderitaan sehingga dapat membawa banyak jiwa ke dalam kemuliaan. Atas tindakan Petrus tersebut, Yesus menegur Petrus bahkan juga para murid yang lain. Ketegasan Yesus menunjukkan keyakinan-Nya bahwa yang terjadi biarlah kehendak Bapa sajalah. Dari sikap Yesus kepada Petrus maka dapat kita simpulkan  bahwa Kristus melihat kesalahan dalam perkataan dan perbuatan kita yang bahkan tidak kita sadari.

Ada tiga syarat yarat utama dalam mengikut Yesus (ay. 34) antara lain :
1.                 Menyangkal diri
Berarti pengendalian diri dan mau jujur kalau kita dipanggil bukan untuk keinginan duniawi melainkan untuk keinginan Tuhan. Atau dalam kata lain adalah melawan keinginan daging.

2.     Memikul salib
Berarti harus siap menerima konsekuensi yang ada.

3.                 Mengikut Yesus
Dalam hal ini, sebagai pengikut Kristus terlebih dahulu kita harus mematikan manusia lama kita. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (Roma 6:6).

Selain itu, prinsip yang tak kalah penting untuk mendasari hidup sebagai murid Kristus terdapat dalam ay. 35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.




 



          NYAWA   =   JIWA  =   HIDUP   ~> HIDUP DI DUNIA



Barangsiapa mengutamakan kehidupan duniawi akan kehilangan kehidupan surgawi. Barangsiapa kehilangan kehidupan duniawi demi Kristus, ia akan memperoleh kehidupan surgawi. Mengutamakan kehidupan duniawi sama artinya membiarkan hidup dipimpin keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Dan mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah (Roma 8:8).

Pengakuan iman harusdisertai dengan pembaharuan hidup. Bila ditelaah lebih dalam maka kita akan semakin sadar bahwa mengikut Yesus itu bukan perkara yang mudah, apalagi untuk mempertahankan iman kepercayaan kita di tengah-tengah dunia yang seperti mengabaikan-Nya. Tapi janganlah kuatir, ada tertulis “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” (Markus 9:23b) Allah pasti tidak akan membiarkan kita menghadapi pencobaan sendirian. 



Kehidupan itu manis dan kematian itu pahit, tetapi kematian kekal lebih pahit dan kehidupan kekal lebih manis. –Uskup Hooper.

Rabu, 30 September 2015

TUJUAN KEDATANGAN YESUS (Lukas 4:14-21)

Nazaret adalah sebuah kota kecil yang terletak di daerah Galilea tempat Tuhan Yesus dibesarkan. Di kota ini juga Yesus memulai pelayanan-Nya bagi orang banyak untuk pertama kalinya. Ketika Yesus kembali ke kota asal-Nya itu, Ia penuh dengan Roh Kudus (ay.14). Sebelum Ia memulai pelayanan pertama-Nya, Yesus terlebih dahulu mengalami pencobaan di padang gurun selama 40 hari seperti yang diceritakan pada Luk.4:1-13.

Ketika sampai di Nazaret, Yesus masuk ke dalam rumah ibadat. Terlihat bahwa Yesus mempunyai prioritas yang juga merupakan kebiasaan-Nya yaitu untuk datang ke rumah ibadat pada hari Sabat. Lalu di situ Yesus mulai mengajar para pengunjung Bait Allah. Mereka takjub dengan pengajaran yang dilakukan Yesus karena Dia mengajar sebagai orang yang berkuasa, bukan sebagai ahli taurat (band. Mat.7:28,29).  Dia mengajar tanpa melihat kitab dan pada pengajaran-Nya yang diceritakan juga di injil Matius dan Markus, Ia mengajar dengan perumpamaan.

Bagian Alkitab yang dibaca Yesus terambil dari kitab nabi Yesaya 16:1-2. Jika dibandingkan, nubuat nabi Yesaya yang tertulis di kitab Yesaya dengan injil Lukas memiliki beberapa perbedaan dalam kata-katanya. Tetapi inti dari nubuat tersebut tetaplah sama. Nubuat itu berisi tentang kabar baik bahwa akan datang “Hamba Tuhan”.

Hamba Tuhan adalah orang yang diurapi oleh Roh Kudus dan yang dimaksud dengan Hamba Tuhan dalam  nubuat ini adalah Yesus. Sejak dalam kandungan, Roh Kudus sudah menyertai Yesus. Dalam Pengakuan Iman Rasuli tertulis “… yang dikandung dari pada Roh Kudus…”. Dalam peristiwa pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis dalam Lukas 3:22 tertulis “dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”. Juga dalam pencobaan di padang gurun, Roh Kudus tetap menyertai dan menuntun Yesus (Lukas 4:1).

Lalu apa yang menjadi tujuan Hamba Tuhan itu diurapi dan diutus ke dalam dunia? Jika kita bandingkan dengan Yes.61:1,2, terdapat  lima hal yang menjadi tujuan kedatangan Yesus, yaitu menyampaikan kabar baik kepada orang miskin/sengsara/menderita, memberitakan pembebasan bagi para tawanan, mencelikkan orang buta, memberitakan saat pembebasan dan penyelamatan dan memberitakan Tahun Rahmat Tuhan (Tahun Rahmat sering diartikan sebagai Tahun Yobel dan Tahun Sabat, dimana keduanya berarti tahun yang dinanti-nantikan).

Jika kita simpulkan tujuan kedatangan Yesus di atas, maka terdapat 3 pokok penting, antara lain :
1.      Untuk menyampaikan kabar baik (Band. Mark.1:14,1,39)
Kabar baik yang dimaksud di sini adalah Injil. Jadi Yesus datang untuk memberitahukan kepada umat manusia tentang misi penyelamatan yang dilakukan-Nya untuk menyelamatkan manusia dari maut akibat dosa-dosa yang telah manusia lakukan.
2.      Untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tertawan. (Band. Mrk 9:25-27; Yoh.8:31,32,34,36).
Orang-orang tertawan berarti setiap orang yang masih menjadi hamba dosa. Yesus datang untuk membebaskan orang-orang yang masih bergumul dan terikat dengan dosa. Dengan hidup tetap di dalam firman dan kebenaran-Nya, maka kita pun akan dimerdekakan dari ikatan dosa.
3.      Untuk memberi penglihatan kepada orang-orang buta. (Band. Yoh.9:11; Yoh.8:12)
Orang-orang buta dipakai untuk menggambarkan manusia yang masih hidup di dalam dosa dan kegelapan dunia. Yesus datang untuk mencelikkan setiap mata rohani yang masih buta dan memberi terang agar setiap orang dapat melihat siapa yang seharusnya mereka ikuti.

Pada ay.21 dikatakan “Lalu Ia memulai mengajar mereka kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”. Dari ayat ini, kita dapat mengetahui bahwa Yesus sendiri mengakui dan sadar bahwa Dia-lah Hamba Tuhan itu yang diutus Allah untuk melaksanakan misi penyelamatan.


Setelah mengetahui kedatangan Yesus, marilah kita orang-orang percaya ikut mengalami pelayanan-Nya di dalam hidup kita dengan bersama-sama saling mengingatkan satu sama lain tentang misi Yesus datang ke dunia dan memberitakan firman dan kebenaran-Nya kepada orang-orang di sekeliling kita. Tuhan Yesus memberkati. 

HAL MENGIKUT YESUS

Pada waktu nama Yesus semakin tenar kemanapun Ia pergi orang orang berbondong bondong datang kepadaNya untuk mendengarkan Dia dan untuk mendapat pertolongan dan kesembuhan dari pada-Nya. Pada Lukas 9:57-62 tertulis bagaimana sebenarnya mengikut Yesus itu sendiri. Terdapat 3 tipe orang yang mengikut Yesus pada nats tersebut. 

Orang yang pertama adalah orang yang mengikut Yesus dengan motivasi ingin diberkati dan mendapatkan benefit seperti mujizat serta keuntungan lainnya. Pada Lukas 9:57 terlihat komitmen yang ditunjukkan sangat baik dan antusiastik, Namun Tuhan Yesus telah mengetahui maksud dan tujuannya ,oleh karena itu Tuhan merespon negatif dengan mengatakan ayat selanjutnya yang artinya tidak ada yang dapat diharapkan dariNya karena Dia tidak dapat dimanipulasi siapapun. Sama seperti kita yang terkadang mengikut Tuhan Yesus hanya untuk motivasi mencari kenikmatan hidup,menghindari kesusahan,masalah dan derita.

Pada tipe orang yang ke dua , Yesus berinisiatif mengajak orang orang untuk mengikut Dia namun beberapa orang masih bimbang dan ragu serta lebih memilih untuk menguburkan orang tua nya terlebih dahulu (sampai orang tua nya meninggal). Padahal sebenarnya Allah adalah lebih tinggi posisinya daripada orang tua. Sebagaimana konsep KeTuhanan Kristus atau Otoritas Allah yang berurutan Allah-orangtua-anak. Tetapi Yesus merespon dengan menjawab tentang menguburkan orang mati. Maksudnya orang mati disini ada 2 tipe ; orang mati secara duniawi atau orang mati secara rohani. Intinya pada orang ini lebih memprioritaskan hal lain daripada Allah.

Sedangkan pada tipe orang ketiga sebenarnya terlihat bahwa Tuhan Yesus tidnak mengajak manusia lagi seperti yang sebelumnya namun ada orang yang ingin mengikut Tuhan Yesus tetapi dengan suatu pertimbangan dan keberatan atau hati yang bercabang ke kanan dan ke kiri. Orang yang ketiga ini tidak mau membayar harga untuk mengikut Tuhan Yesus. Dia beralasan untuk meminta izin terlebih dahulu kepada orang tuanya. Tuhan Yesus kemudian merespon dengan perbandingannya pada Raja-Raja 19:20 di sana diceritakan tentang Elisa dan Elia. Pada konteks tersebut Elisa meminta izin ke Elia untuk terlebih dahulu berpamitan dengan orangtuanya dan diizinkan. Pada hal ini Elia adalah Nabi bukan Tuhan Yesus. Kembali kepada konsep otoritas Allah yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kalau di Perjanjian Baru langsung ke Tuhan.

Oleh karena itu marilah kita kembali membenarkan motivasi kita untuk mengikut Yesus. Jangan lah hendaknya kita mendahulukan hal hal lain untuk mengikut Dia. Kiranya hati kita tidak melenceng ke kanan dan ke kiri. Semoga mengikut Yesus adalah prioritas atau kewajiban kita yang tulus. Sebab kesaksian hidup murid Kristus harus nyata dalam tugas tugas atau pekerjaan yang dilakukannya setiap hari dan juga dalam realasinya dengan orang lain. Tuhan Yesus memberkati.